774733_294087327380015_2118401008_o

Barusan saya bertemu dengan kakak kelas di kampus dulu

Dan sekarang beliau sekantor dengan istri saya

Mas Rudi namanya, ia bersama tiga anaknya yang masih kecil-kecil

Kisaran usianya SD kelas 2, TK dan belum sekolah

 

Hal yang membuat saya kagum dengan beliau adalah

Membawa tiga anak sekaligus ke masjid bukanlah urusan mudah

Pastinya banyak sekali kesulitan yang ia hadapi

Tapi, dari wajah anak-anak itu saya tak melihat adanya keterpaksaan

Sama halnya seperti anak lain yang diajak pergi ke Mall

 

Apa ya sebenarnya rahasia beliau sehingga anak-anak bisa ke masjid dengan wajah ceria?

Seperti tak ada paksaan apa pun

Mereka begitu kecil, tapi tak memandang masjid sebagai tempat yang membosankan

Tempat yang tidak menarik

Sebelumnya, saya juga melihat seorang teman datang juga dengan anak-anaknya

Entahlah jumlahnya berapa, yang jelas dua atau lebih

Beliau juga berhasil mengajak anak-anaknya ke masjid dengan keceriaan

Bukan sesuatu yang membosankan datang ke masjid

 

Satu lagi, seorang tetangga yang hampir selalu mengajak anak perempuannya

Yang masih usia kisaran satu sampai dua tahun

Masih kecil sekali, tapi sudah diajak ke masjid

Luar biasa, anak ini jarang sekali menangis ketika ayahnya sholat

 

Kira-kira apa ya rahasia mereka sehingga anak-anaknya terbiasa ke masjid?

 

Agaknya, saya melihat syarat utamanya adalah sang ayah haruslah seorang yang sering pergi ke masjid. Mana mungkin anak-anaknya mau ke masjid dengan sendirinya sedangkan ayahnya malah santai-santai dirumah sambil nonton tivi. Tauladan yang baik dari sang ayah. Ingat, wajib hukumnya seorang laki-laki sholat lima waktu di masjid.

 

Syarat berikutnya bisa jadi adalah karena pandainya sang ayah dan bunda memotivasi si anak agar ikut ayah ke masjid. Bisa jadi awalnya sang anak ogah-ogahan namun lama kelamaan sang anak akan menikmati suasana di masjid. Mula-mula mungkin ia hanya akan bermain-main atau bahkan mengganggun sang ayah atau jama’ah lain. Tapi perlahan ia akan mengerti.

 

Ketiga, suasana masjid yang mendukung. Masjid Al Muhajirin di dekat rumah saya adalah masjid yang ber-AC, hanya beberapa masjid yang memasang AC disekitar rumah saya. AC jadi daya tarik bagi anak-anak untuk memilih masjid Al Muhajirin. Suasana yang nyaman dan sejuk rupanya jadi pilihan mereka. Padahal dua teman saya tadi tinggalnya di kompleks lain. Tapi berdasarkan keterangan mereka, anak-anak mau ke masjid yang ada AC-nya.

 

Keempat, tentu saja jama’ah masjid juga berpengaruh. Toleransi kepada anak-anak yang dibawa ke masjid harus di kedepankan, karena anak-anak biasanya akan membuat sedikit “masalah” dimasjid seperti berlari-larian di depan orang sholat atau berteriak-teriak yang mengganggun jama’ah. Itulah pentingnya toleransi dari jama’ah, bukan malah membentak-bentak mereka untuk diam. Perilaku jama’ah yang memarahi anak-anak akan menimbulkan trauma dari anak-anak akan masjid itu sendiri. Oleh sebab itu, toleransi sangat diperlukan agar anak-anak betah di masjid.

 

Mungkin, itu beberapa analisa saya. Saya sendiri belum pernah mengalaminya. Insya Allah, jika Allah berkenan, beberapa bulan lagi saya akan menimang bayi. Saya bertekad untuk sering membawanya ke masjid kelak jika ia sudah usia 1-2 tahun, insya Allah. Laki-laki atau perempuan tak masalah. Walaupun memang, perempuan tidak wajib ke masjid tapi agar sang anak terbiasa dengan suasana masjid tentu hal itu sah-sah saja.

 

NB: Saya tambahkan gambar ilustrasi kartun Muslim Show yang sedang happening di facebook. Betapa tak terkira rasanya perasaan orang tua menyaksikan anaknya bersujud. Subhanallah.